Potensi Indonesia Kian Dilirik



Jonathan Kine Ciputra Entrepreneurship

A blast from the past.
Updated by Endah

Potensi Indonesia Kian Dilirik

08 Sep 2011 Hits : 1,644

CE News, Jakarta: Tidak ada yang bisa menyangkal pesona Indonesia sebagai sebuah emerging market yang penuh potensi, tantangan dan peluang. Saat perekonomian dunia tengah mengalami kekacauan, Indonesia pun kian dilirik. Tak terkecuali Amerika Serikat.
Jonathan Kine sebagai pembicara dalam AmCham Indonesia Small Medium Enterprises Committee Meeting, kemarin malam (7/8), menujukkan antusiasme AS untuk merangkul sebanyak mungkin mitra bisnis dan konsumen di tanah air. Kine ialah anggota American Chamber of Commerce di Jakarta. Ia juga menjadi anggota aktif dalam Komite Teknologi.

Jejaring sosial dan usaha kecil menengah
Bersama dengan Henrietta Kristanto sebagai moderator dan Jim Filgo sebagai rekan panelisnya malam itu, Kine menekankan pentingnya jejaring sosial (social media) bagi perkembangan usaha kecil menengah.
Saya berbicara di sini malam ini untuk memperkenalkan entrepreneurship ke lebih banyak orang di Indonesia. Saat banyak orang di luar sana yang berpikir bahwa Indonesia dipenuhi orang-orang berpaham fundamentalis, banyak sisi positif Indonesia tertutup. Kami ingin membantu Indonesia karena Indonesia telah membantu kami, papar Kine di Pusat Kebudayaan @america.
Lebih lanjut, Kine berpendapat bahwa usaha kecil menengah di Indonesia masih akan terus berkembang asal pendekatan yang digunakan tepat dan transparan, memiliki mitra lokal yang dapat diandalkan dan kualitas produk/ jasa yang ditawarkan memang bagus. Bahkan jika dibandingkandengan di AS, (prospek) di Indonesia terbilang lebih baik, katanya.
Kine juga menyinggung tentang karakteristik konsumen Indonesia yang suka dengan banyak ide-ide baru. Konsumen Indonesia suka sekali menerima produk baru, teknologi baru, ide baru, menurutnya.

Konsumen dan bisnis di Indonesia
Saat ditanya tentang Indonesia, Kine sangat senang dengan negeri yang kaya budaya ini. Dua belas tahun sudah ia habiskan di Indonesia dan tidak terpikir untuk kembali ke negeri asalnya. Ia mengakui sudah menginjakkan kaki di bumi Indonesia tahun 1996. Tahun 2000 ia mulai bekerja sebagai Direktur JIS (Jakarta International School). Di tahun 2008, Kine meninggalkan JIS dan memulai perusahaan baru di bidang teknologi bernama SPS Technology.
Penyuka makanan khas Indonesia seperti sup kaki kambing, gado-gado dan empek-empek ini bertutur, "Sebagai entrepreneur, saya tidak ingin mengubah klien saya. Alih-alih saya memilih untuk melakukan pendekatan terhadap klien dengan cara yang terbuka dan jujur agar bisa membantu dan tumbuh bersama dengan mereka." Itu karena gaya berbisnis di tanah air tergolong gaya lama.
Yang patut kita pelajari dari Kine ialah bagaimana ia memberikan kiat untuk menarik konsumen atau klien, yaitu dengan memahami dan hormati mereka. Jika Anda seorang entrepreneur yang terjun dalam pasar dengan budaya yang berbeda dari milik Anda, memahami budaya konsumen atau klien itu sangat vital dalam menentukan keberhasilan usaha. Pelajari bagaimana mereka berkomunikasi, apa yang mereka makan, bagaimana watak dan karakter mereka bisa sangat membantu.
Melihat keadaan ekonomi dunia terutama AS yang tengah bergejolak, Kine menyatakan dampaknya terhadap usaha kecil menengah di AS cukup siginifikan. Lapangan kerja semakin menciut. Di Indonesia sejauh ini keadaannya masih relatif baik dibandingkan AS.
Sarannya bagi pemerintah Indonesia untuk lebih memajukan perekonomian dan usaha kecil menengah yaitu pemberian keleluasan yang lebih banyak bagi mereka yang hendak membuka usaha, perlunya dilaksanakan perbaikan sistem hukum di Indonesia, bagaimana membuat semua itu
Kine yang lulusan S2 Marketing dan S2 Management Information System dari Temple University ini pernah bekerja di Morgan and Bockius Reading untuk Philadelphia, The JIS Cares untuk Indonesia, dan kampanye Indonesian Habitat for Humanity 2011. Sebagai pakar di bidang teknologi informasi, Kine telah menerbitkan banyak tulisan dan dokumen serta telah muncul di sejumlah event sebagai pembicara topik teknologi termasuk pengamanan data, pemulihan bencana dan manajemen teknologi. (*/Akhlis)

Comments